This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 10 November 2012

INDONESIA JANJI TINGKATKAN KELANGSUNGAN HIDUP ANAK DAN KESELAMATAN IBU


Hari ini (30/10) Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menandatangani “Committing to Child Survival: A Promise Renewed” pledge di kantor Kemenkes Jakarta. Sepuluh tahun yang lalu sidang umum PBB menyepakati resolusi “World Save For Children” atau “Dunia Layak Anak” untuk membantu menyelamatkan dan memperbaiki hidup jutaan anak. Dengan ditandatanganinya pledge ini Indonesia memperbaharui janji untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak dan keselamatan ibu sebagai bukti dari komitmen Indonesia untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi sesuai target MDGs.

Latar belakang penandatanganan pledge tersebut, pada tanggal 14 - 15 Juni 2012 perwakilan dari Kementerian Kesehatan dan Bappenas menghadiri kegiatan child survival call to action atas undangan dari USAID di Washington DC. Pertemuan tersebut merupakan suatu awal inisiatif global untuk mengeliminasi preventable child death pada tahun 2035 yang menurunkan angka kematian Balita di bawah 20/1000 kelahiran hidup di semua negara. Pertemuan child survival call to action ini diselenggarakan atas kerjasama pemerintah AS, Ethiopia dan India serta bermitra dengan Unicef. Pertemuan dihadiri oleh 700 peserta dari 80 negara termasuk Australia, Philipine, Malaysia, Vietnam, negara-negara di Asia Selatan, Asia Tenggara dan juga negara-negara yang masuk dalam high, middle dan low income countries di dunia. Pada pertemuan tersebut salah satunya menghasilkan committing to child survival a promise renewed pledge yang telah ditandatangani oleh 44 negara dari 80 negara yang hadir.

“Indonesia sudah committing to child survival sejak 40 tahun yang lalu, kita sudah berusaha. Kita sudah menurunkan the last percentage dan untuk mendapatkan sesedikit mungkin anak yang meninggal karena preventable diseases, itu yang paling susah”, ujar Menkes.

Menkes mengungkapkan komitmen ini ditandatangani atas nama bangsa negara, namun tanpa kerjasama, tanpa komitmen bersama dan tanpa keseriusan dari pusat sampai ke daerah bahkan sampai kepada keluarga tidak mungkin akan tercapai. Oleh karena itu Menkes mengajak semua untuk bekerjasama, berusaha sekuat tenaga agar anak-anak sebanyak mungkin selamat dan tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat, produktif, sejahtera, dan mandiri.

Pada kesempatan tersebut Menkes memberikan apresiasi atas inisiatif komitmen ini kepada USAID dan Unicef.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Kemenkes, dr. Ratna Rosita, MPHM menyampaikan laporan bahwa penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dirasakan lambat padahal target pencapaian MDGs 2015 tinggal beberapa tahun lagi. Apabila masih dilakukan business as usual diperkirakan target MDGs tidak akan tercapai.

Dalam laporannya Sesjen mengatakan, pada tahun 2010 Indonesia telah memberikan komitmen pada global strategy for woman and children health. Pada tahun 2011 setidaknya ada 1,5 juta ibu hamil dan bayi yang dibiayai pemerintah melalui Jampersal. Pada tahun 2015 diharapkan semua kelahiran akan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yang dilakukan dengan meningkatkan anggaran untuk Jamkesmas dan anggaran untuk Jampersal. Pendanaan tersebut meliputi pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas, Poskesdes dan juga pelayanan rujukan di rumah sakit di seluruh Indonesia. Komitmen untuk peningkatan kelangsungan hidup anak dan keselamatan ibu terus ditunjukkan pemerintah Indonesia dengan peningkatan upaya implementasi dan advokasi serta peningkatan pembiayaan di tingkat Pusat.

Sebagai tindak lanjut dari keikutsertaan dalam child survival call to action maka Kementerian Kesehatan telah melakukan tinjauan ulang (review) terhadap pencapaian MDGs 1, 4, dan 5 dalam kegiatan Countdown 2015, kata Sesjen.

Review tersebut meliputi pencapaian indikator continue of care; kebijakan kesehatan yang mendukung pencapaian MDGs; sistem dan pembiayaan kesehatan; peran LSM, masyarakat madani dan public private partnership; serta lintas sektor. Sehingga suatu peta jalan untuk pencapaian MDGs 1, 4, 5 dapat disusun lebih operasional.

Acara penandatanganan tersebut dihadiri oleh Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Bappenas, Para Pejabat Eselon I dan II di Kementerian Kesehatan, Kepala Perwakilan dari UNICEF, WHO, UNFPA, USAID, World Vision Indonesia, Ketua Organisasi Profesi dan beberapa undangan terkait.

Sabtu, 06 Oktober 2012

PETUGAS PUSKESMAS DAN GURU WUJUDKAN SEKOLAH SEHAT


Menkes RI (tengah) dan Dirjen Bina Gizi KIA (kanan) pada sesi dialog dengan pemenang lomba sekolah sehat tingkat nasional 2012 di Kantor Kemenkes (25sept12). Pusat Komunikasi Publik @ 2012. DJ
Petugas Puskesmas sebagai Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat Kecamatan memiliki peran yang strategis dalam penyelenggaraan Lomba Sekolah Sehat. Peran ini penting terutama dalam pelayanan kesehatan seperti pemberian imunisasi, pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemberian penyuluhan. Sementara guru berperan dalam peningkatan pengetahuan dan sikap, utamanya dalam memonitor perilaku peserta didik sehari-hari. Oleh karenanya, Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan kepada Puskesmas yang sekolah binaannya menjadi Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2012. Penghargaan diberikan dalam kegiatan audiensi Menkes RI dengan pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2012 di Jakarta (25/9). Penghargaan diberikan berupa plakat, serta satu unit laptop dan DVD sebagai bentuk apresiasi.
Di sela-sela sambutannya, Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, mengatakan bahwa Puskesmas merupakan wadah yang berkewajiban memberikan pembinaan kepada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Tingkat Kecamatan. Selain itu peran petugas kesehatan dan para guru yang peduli akan masyarakat di sekitarnya mampu menjadikan UKS yang baik bagi masyarakatnya. 

“UKS adalah upaya luar biasa dalam memberikan hak anak, untuk itu marilah Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan sama-sama menjadikan sebagai salah satu usaha pemerintah yang bekerja sama dengan masyarakat dalam rangka pemenuhan hak asasi anak” ujar Menkes

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak (GKIA) Kemenkes RI, Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS, menjelaskan program UKS dirintis sejak tahun 1956. UKS dilaksanakan secara komprehensif melalui TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat. Pada tahun 1984, diperkuat dengan terbitnya surat keputusan bersama 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama.

“Pemberian penghargaan ini merupakan motivasi bagi para petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan pembinaan secara berjenjang di semua sekolah di wilayah binaan”, ujar dr. Slamet Riyadi.

Jumat, 05 Oktober 2012

INILAH PARA PEMENANG LOMBA SEKOLAH SEHAT TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012


Menkes memberikan plakat kepada perwakilan dari Pemenang Puskesmas pembina UKS dalam rangka Lomba Sekolah Sehat, Jakarta (25sept12). Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI @ 2012. DJ
Hari ini (25/9), Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH melakukan audiensi dengan perwakilan dari para pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2012, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta. Para pemenang telah berada di Jakarta sejak 24 September 2012, untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan termasuk mengikuti Rapat Kerja Nasional UKS ke XI pada 26 September 2012 mendatang.
Lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional tahun 2012  diikuti oleh 94 sekolah, yang terdiri dari: 23 Taman Kanak-kanak (TK)/Raudathul Athfal (RA): 24 Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI): 24 Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs): 23 Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA), yang berasal dari 24 Provinsi.

Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2012, merupakan 6 sekolah yang terpilih dari masing-masing jenjang pendidikan. Sebanyak 24 sekolah yang meraih predikat Sekolah Sehat tingkat Nasional, berasal dari Provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat.

Pada kesempatan tersebut, Menkes RI secara simbolis memberikan piagam penghargaan kepada Sekolah dan Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang mendapat predikat sebagai Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2012.

Di tingkat TK/RA, TK Atisa Dipamkara, Kec. Curug, Kab. Tanggerang, Banten menjadi juara pertama. Juara II diraih oleh TK Aisyiyah Bebekan, Kec. Taman, Kab.Sidoarjo, Jawa Timur. Juara III yaitu TK Islam Sa’adatuddarain Wakan, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Untuk juara harapan I diraih oleh TK Santa Ursula, Kec. Sawah Besar, Jakarta Pusat. TK Negeri Pembinaan Pariaman, Kec. Enam Lingkung, Kab. Padang Pariaman, padang Pariaman mendapatkan juara harapan II. Serta TK Aisyiyah Bustanul Atfhal, Kec. Karanganyar, Kab. Indramayu, Jawa Barat menempati posisi Harapan III.

Sementara itu di tingkat SD/MI, SDN Suryakencana, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Prov. Jawa Barat meraih juara pertama, SDK Sang Timur, Kec. Cakung, Jakarta Timur, Prov. DKI Jakarta mendapatkan juara ke dua. Juara III diraih oleh Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Demangan, Kec. Taman Demangan, Kota Madiun, Prov. Jawa timur, dan yang mendapatkan peringkat harapan I adalah SDN 33 Palembang, Kec. 1B II, Kota Palembang, Prov. Sumatera Selatan, SDN Murungsari 2, Kec. Amuntai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Prov. Kalimantan Selatan meraih harapan II dan SDN 25 Panaikang, Kec. Bantaeng, Kab. Bantaeng, Prov. Sulawesi Selatan berada di posisi harapan III.

Ditingkat SMP/MTs, juara I diduduki oleh SMPN 12 Tebo, Kec. Rimbo Ilir, Kab. Tebo, Prov. Jambi. Juara II SMPN 1 Susukan, Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara, Prov. Jawa Tengah. Juara III ditempati oleh SMPN 1  Kempo, Kec. Kempo, Kab. Dompu, Prov. Nusa Tenggara Barat. Untuk peringkat harapan I diraih oleh SMPN 1 Selat, Kec. Selat, Kab. Kapuas, Prov. Kalimantan Tengah. Juara Harapan II SMPN 216, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Prov. DKI Jakarta, dan SMPN 4 Kediri, Kota Kediri, Prov. Jawa Timur mendapatkan harapan III.

Untuk tingkat SMA/MA/SMK, Juara pertama diraih oleh MAN Baubau, Kota Baubau, Prov. Sulawesi Tenggara. Juara II SMKN Muara Teweh, Kab. Barito Utara, Prov. Kalimantan Tengah. Juara III diduduki oleh SMAN 78 Jakarta, Kec. Kemanggisan, Kota Jakarta Barat, Prov. DKI Jakarta. Sementara itu juara harapan I berhasil dicapai oleh MAN Jombang, Kab. Jombang, Prov. Jawa Timur. Harapan II SMAN 15 Bandung, Kota Bandung, Prov Jawa Barat dan juara harapan III oleh SMAN 6 Palembang, Kec. Sekip Ujung, Kota Palembang, Prov. Sumatera Selatan. 

Selain memberikan penghargaan kepada pemenang sekolah sehat dan tim pembina UKS, Kemenkes juga memberikan penghargaan serta hadiah kepada Puskesmas pembina UKS di tingkat Nasional.

Di tingkat TK/RA, juara pertama berhasil diraih oleh Puskesmas Curug, Kec. Curug, Kab. Tangerang, Prov. Banten. Juara II ditempati oleh Puskesmas Taman, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo, Prov. Jawa Timur. Juara III Puskesmas Praya, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah, Prov. Nusa Tenggara Barat.  Untuk juara Harapan I ditempati oleh Puskesmas Sawah Besar, Kec. Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Prov. DKI Jakarta, juara harapan II Puskesmas Pakandangan, Kec. Enam Lingkung, Kab. Padang Pariaman, Prov. Sumatera Barat, dan yang menempati harapan III adalah Puskesmas Margadadi, Kec. Karanganyar, Kab. Indramayu, Prov. Jawa Barat.

Untuk di tingkat SD/MI, juara I diduduki oleh Puskesmas Selabatu, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Prov. Jawa Barat. Juara II Puskesmas Cakung, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur, Prov. DKI Jakarta. Juara III Puskesmas Demangan, Kec. Taman Demangan, Kota Madiun, Prov. Jawa Timur. Lalu untuk juara harapan I berhasil diraih oleh Puskesmas Makrayu, Kec. 1B II, Kota Palembang, Prov. Sumatera Selatan, juara harapan II Puskesmas SEI Karias, Kec. Amuntai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Prov. Kalimantan Selatan, dan posisi harapan III Puskesmas Bissappu, Kec. Bantaeng, Kab. Bantaeng, Prov. Sulawesi Selatan.

Sementara itu di tingkat SMP/MI juara I Puskesmas Rimbo Ilir, Kec. Rimbo Ilir, Kab. Tebo, Prov. Jambi. Juara II ditempati oleh Puskesmas 2 Susukan, Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara, Prov. Jawa Tengah. Untuk posisi juara III berhasil diraih oleh Puskesmas Kempo, Kec. Kempo, Kab. Dompu, Prov. Nusa Tenggara Barat. Untuk juara harapan I di tempati oleh Puskesmas Selat, Kec. Selat, Kab. Kapuas, Prov. Kalimantan Tengah. Harapan II Puskesmas Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Prov. DKI Jakarta, dan Harapan III Puskesmas Sukoreme, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Prov. Jawa Timur.

Untuk tingkat SMA/MA/SMK, juara pertama diraih Puskesmas Wajo, Kec. Murhum, Kota Baubau, Prov. Sulawesi Tenggara. Peringkat II diduduki Puskesmas Muara Teweh, Kec. Teweh Tengah, Kab. Barito Utara, Prov. Kalimantan Tengah. Juara III Puskesmas Palmerah, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, Prov. DKI Jakarta. Untuk juara harapan I di tempati oleh Puskesmas Jabon, Kec. Jombang, Kab. Jombang, Prov. Jawa Timur. Juara Harapan II Puskesmas Srijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Prov. Jawa Barat, dan juara harapan III dicapai oleh Puskesmas Basuki Rahmat, Kec. Sekip Ujung, kota Palembang, Prov. Sumatera Selatan. 

Pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat, telah dilaksanakan untuk tingkat SD/MI sejak 1991; tingkat SMP/MTs sejak 2000; tingkat TK/RA dan SMA/SMK/MA sejak 2004.

Hal-hal yang dinilai dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional, antara lain:
a.    Penilaian terhadap Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat Provinsi, Kab/Kota, dan Kecamatan. Aspek yang dinilai meliputi kegiatan pembinaan UKS, diantaranya pemantauan, pelatihan, dan keterlibatan sekolah.
b.    Penilaian terhadap sekolah, dengan aspek yang dinilai antara lain kebersihan sarana/prasarana kelas, ruang guru, kantin, toilet, air bersih, tempat cuci tangan, tempat ibadah, kondisi tempat sampah, dan UKS.
c.    Penilaian terhadap perilaku kesehatan peserta didik, diantaranya pengetahuan tentang UKS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
d.    Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan, seperti pelaksanaan penjaringan kesehatan dan penyuluhan oleh petugas Puskesmas, dan lain-lain.

Tim penilai Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional berasal dari lintas sektor, yakni Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.

Kamis, 30 Agustus 2012

TENAGA KESEHATAN MERUPAKAN PAHLAWAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


Tenaga kesehatan berperan besar dalam menentukan pembangunan kesehatan. Di Indonesia, terdapat ribuan tenaga kesehatan di Puskesmas yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh dan menunjukkan prestasi kerja yang sebaik-baiknya. Mereka adalah pahlawan bangsa yang menunaikan tugasnya untuk mencapai visi kita bersama, yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, di hadapan 130 tenaga kesehatan (Nakes) teladan di Puskesmas tingkat Nasional 2012, di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta (15/8).

“Saya yakin, prestasi yang diraih merupakan hasil kerja keras dalam menerapkan nilai-nilai pro-rakyat, cepat-tepat, teamwork, dengan integritas yang tinggi, dan secara akuntabel (transparansi). Di masa mendatang, tugas Saudara bertambah berat dengan menyandang predikat teladan, karena dituntut untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah dicapai, serta harus dapat memotivasi bahkan menjadi panutan bagi petugas kesehatan di sekitar Saudara”, ujar Menkes.

Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI, dr. Lily S. Sulistyowati, MM, selaku Ketua Panitia Penyelenggara, mengatakan bahwa pemilihan Nakes Teladan rutin diselenggarakan setiap tahun, bertepatan dengan ulang tahun Kemerdekaan RI.

Dalam laporannya, dr. Lily mengatakan bahwa pemberian penghargaan kepada tenaga kesehatan teladan merupakan apresiasi serta bentuk penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI kepada tenaga kesehatan di Puskesmas atas pengabdian dan prestasinya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya di lokasi tempat mereka bertugas.

“Tenaga kesehatan teladan, memiliki prestasi yang membanggakan dankontribusi yang besar dalam pelaksanaan 3 fungsi Puskesmas, yaitu sebaai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, penggerak pemberdayaan masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan strata pertama”, terang dr. Lily.

Pemilihan tenaga kesehatan dilakukan secara selektif melalui serangkaian kegiatan yang meliputi penelaahan, pemeriksaan, penelitian dan penilaian oleh para ahli dan organisasi profesi terkait, yang hasilnya tercermin pada pengetahuan, sikap, perilaku, dan karya masing-masing individu teladan.

“Selain itu, kegiatan ini juga sebagai motivasi bagi para tenaga kesehatan untuk meningkatkan kinerja dan terus memberikan pelayanan kesehatan secara prima kepada masyarakat”, kata dr. Lily.
Lebih lanjut, dr. Lily menuturkan kegiatan ini diikuti oleh 33 Provinsi, dimana setiap Provinsi diwakili oleh 4 nakes teladan merupakan tenaga medis (dokter/dokter gigi); tenaga keperawatan (perawat/bidan); tenaga kesehatan masyarakat (sanitarian, epidemiolog, entomolog, penyuluh kesehatan, asisten apoteker, atau analisis laboratorium); dan tenaga gizi (nutrisi/dietetik).

“Tahun ini Provinsi Riau tidak mengirimkan tenaga nutrisionis dan Provinsi Bangka Belitung tidak mengirimkan tenaga dokter. Jadi jumlah total tenaga kesehatan teladan adalah 130 orang. Namun, terdapat satu orang Nakes teladan yang berasal dari Provinsi Papua, tidak dapat hadir karena terkendala dalam perjalanannya”, kata dr. Lily.

Rangkaian kegiatan berlangsung pada 13-17 Agustus 2012. Pada hari pertama (13/8), peserta mengikuti kegiatan Building Learning Comittment (BLC). Hari kedua (14/8), peserta mengikuti pencerahan dari Prof. Dr. H. Arief Rachman, dan mengikuti serangkaian acara yaitu wisata sejarah (Monumen Nasional), wisata niaga (thamrin city) dan mengikuti silaturahmi serta berbuka puasa bersama Presiden RI di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ). Pada hari ketiga (15/8), peserta berkunjung ke PT Kimia Farma, dan bertatap muka serta berdialog dengan Menteri Kesehatan dan para pejabat eselon I dan II Kementerian Kesehatan.

Pada hari keempat (16/8) dan kelima (17/8), para Nakes Teladan mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden pada tanggal 16 Agustus di DPR-RI, Renungan Suci bersama Presiden di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan mengikuti Peringatan Detik-detik Proklamasi ke-67 di Istana Negara. Serangkaian kegiatan protokoler kenegaraan ini merupakan pengalaman baru bagi para Nakes teladan tersebut.

“Masih banyak rangkaian kegiatan yang akan dijalani oleh para teladan selama berada di Ibu Kota, diantaranya pemberian informasi penting yang berkaitan dengan pengembangan karir kepegawaian, kepemimpinan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, dan program Kampanye HIV/AIDS Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)”, tutur dr. Lily.

Pada kesempatan tersebut, Menkes memberikan plakat, piagam penghargaan dan sebuah cinderamata berupa 1 unit netbook untuk masing-masing tenaga kesehatan teladan.

Selain itu, seluruh nakes teladan juga mendapatkan masing-masing tabungan senilai tiga juta rupiah dari Bank Negara Indonesia (BNI);Travel-bag, merchandise dan produk dari PT Kimia Farma (Tbk); serta paket berisi stetoskop, tensimeter, dan alat tindik kuping dari PT Askes (Persero).

Rabu, 29 Agustus 2012

Tangani DBD Melalui Pelatihan Jumantik

kampanye tangani demam dengan jumantikKampanye “Tepat Tangani Demam Melalui Pelatihan Kader Jumantik” sebagai Wujud Kerjasama Kementerian Kesehatan RI dan Glaxosmithkline dalam Upaya Turunkan Kasus DBD
Dalam mewujudkan kerjasama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Glaxosmithkline (GSK)
dalam hal pencegahan dan penanganan DBD seperti yang tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
PT. Glaxosmithkline melakukan Pelatihan Kader Jumantik untuk 4.500 jumantik di 15 (lima belas) Kelurahan di Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat sejak tanggal Pelatihan Jumantik ini dilaksanakan sejak tanggal 1 Mei – 28 Juni 2012 yaitu Cipamokolan, Geger Kalong, Manjah Lega, Sarijadi, Margasari, Sukajadi, Sukamiskin, Sekejati/ Buah Batu, Babakan Sari, Antapani Kidul, Bale Endah, Soreang, Dayeuh Kolot, Katapang, dan Cingcin. 
dbd dengan jumantikPelatihan angkatan XI ( 18-19 Juni 2012) dilaksanakan  di Kelurahan Bale Endah  diikuti 275 Jumantik dihadiri Kepala Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr. Lily Sulistyowati, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kemenkes RI dr. Rita Kusriastuti, M.Sc,  Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr.Hj. Alma Lucyati, M.Kes, M.Si, MH.Kes dan General Manager Glaxosmithkline Indonesia Djagad Prakasa Dwialam. MoU tersebut juga merupakan upaya untuk membantu mengendalikan penyakit DBD di Propinsi Jawa Barat tahun 2012. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa Propinsi Jawa Barat, di tahun 2010 merupakan salah satu propinsi dengan kasus DBD ke-2 tertinggi di Indonesia dengan 25.727 kasus. Sementara, hingga Desember 2011, Propinsi Jawa Barat merupakan Propinsi dengan kasus DBD (year to date) tertinggi yaitu, 13.971 kasus DBD. 
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat dr.Hj. Alma Lucyati,M.Kes, M.Si. MH.Kes memaparkan Angka kasus/penderita DBD di Propinsi Jawa Barat dari tahun 2010 hingga tahun 2011 mengalami penurunan. Penurunan kasus merupakan indikasi yang baik, tetapi bagaimanapun juga upaya menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak tetap dibutuhkan.
"Dalam menangani DBD kita tidak hanya melakukan upaya kuratif (pengobatan), tetapi upaya promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan) menjadi poin penting dalam menurunkan angka kasus DBD di masyarakat, dimana Jumantik berperan sangat signifikan didalamnya. Upaya pembangunan kesehatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk swasta. Oleh karena itu, di tahun 2011 Kementerian Kesehatan RI melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan 23 pihak swasta termasuk didalamnya adalah GSK” ujar Kepala Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI dr. Lily S Sulistyowati.
Pentingnya peran Jumantik di dalam mengendalikan DBD menjadi program atau kegiatan nasional, demikian menurut Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Kemenkes RI; dr. Rita Kusriastuti, M.Sc, Melalui pengembangan kemitraan dan jejaring kerja multidisiplin dan lintas sector, kebijakan pemerintah di dalam pengendalian DBD yang berdasar pada partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dapat direalisasikan diantaranya melalui Jumantik. Jumantik adalah juru pemantau jentik yang bertugas memeriksa genangan-genangan air di dalam maupun luar rumah, menemukan larva yang terdapat di dalam tempat-tempat yang dapat menampung air, mengindentifikasi rumah-rumah yang tidak berpenghuni dan mengajak pemilik rumah atau bangunan untuk berpartisipasi dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara teratur. Peran Jumantik atau kader sangat penting untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam gerakan Pengendalian DBD.

Pada konferensi pers siang harinya bertempat di Hotel Horison, Bandung, General Manager Glaxosmithkline Indonesia, Djagad Prakasa Dwialam mengatakan, "di tahun ke empat ini, GSK mengukuhkan komitmennya dalam pengendalian DBD melalui penandatangan MoU dengan Kementrian Kesehatan dan di wujudkan dalam pelaksanaan kampanye Tepat Tangani Demam melalui Pelatihan Kader Jumantik. Para Jumantik adalah salah satu ujung tombak dari pengendalian DBD. Kecepatan dan ketepatan di dalam mengenali gejala demam dan DBD tentu saja akan mengurangi resiko kematian akibat DBD.