This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 30 Agustus 2012

TENAGA KESEHATAN MERUPAKAN PAHLAWAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


Tenaga kesehatan berperan besar dalam menentukan pembangunan kesehatan. Di Indonesia, terdapat ribuan tenaga kesehatan di Puskesmas yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh dan menunjukkan prestasi kerja yang sebaik-baiknya. Mereka adalah pahlawan bangsa yang menunaikan tugasnya untuk mencapai visi kita bersama, yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, di hadapan 130 tenaga kesehatan (Nakes) teladan di Puskesmas tingkat Nasional 2012, di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta (15/8).

“Saya yakin, prestasi yang diraih merupakan hasil kerja keras dalam menerapkan nilai-nilai pro-rakyat, cepat-tepat, teamwork, dengan integritas yang tinggi, dan secara akuntabel (transparansi). Di masa mendatang, tugas Saudara bertambah berat dengan menyandang predikat teladan, karena dituntut untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah dicapai, serta harus dapat memotivasi bahkan menjadi panutan bagi petugas kesehatan di sekitar Saudara”, ujar Menkes.

Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI, dr. Lily S. Sulistyowati, MM, selaku Ketua Panitia Penyelenggara, mengatakan bahwa pemilihan Nakes Teladan rutin diselenggarakan setiap tahun, bertepatan dengan ulang tahun Kemerdekaan RI.

Dalam laporannya, dr. Lily mengatakan bahwa pemberian penghargaan kepada tenaga kesehatan teladan merupakan apresiasi serta bentuk penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI kepada tenaga kesehatan di Puskesmas atas pengabdian dan prestasinya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya di lokasi tempat mereka bertugas.

“Tenaga kesehatan teladan, memiliki prestasi yang membanggakan dankontribusi yang besar dalam pelaksanaan 3 fungsi Puskesmas, yaitu sebaai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, penggerak pemberdayaan masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan strata pertama”, terang dr. Lily.

Pemilihan tenaga kesehatan dilakukan secara selektif melalui serangkaian kegiatan yang meliputi penelaahan, pemeriksaan, penelitian dan penilaian oleh para ahli dan organisasi profesi terkait, yang hasilnya tercermin pada pengetahuan, sikap, perilaku, dan karya masing-masing individu teladan.

“Selain itu, kegiatan ini juga sebagai motivasi bagi para tenaga kesehatan untuk meningkatkan kinerja dan terus memberikan pelayanan kesehatan secara prima kepada masyarakat”, kata dr. Lily.
Lebih lanjut, dr. Lily menuturkan kegiatan ini diikuti oleh 33 Provinsi, dimana setiap Provinsi diwakili oleh 4 nakes teladan merupakan tenaga medis (dokter/dokter gigi); tenaga keperawatan (perawat/bidan); tenaga kesehatan masyarakat (sanitarian, epidemiolog, entomolog, penyuluh kesehatan, asisten apoteker, atau analisis laboratorium); dan tenaga gizi (nutrisi/dietetik).

“Tahun ini Provinsi Riau tidak mengirimkan tenaga nutrisionis dan Provinsi Bangka Belitung tidak mengirimkan tenaga dokter. Jadi jumlah total tenaga kesehatan teladan adalah 130 orang. Namun, terdapat satu orang Nakes teladan yang berasal dari Provinsi Papua, tidak dapat hadir karena terkendala dalam perjalanannya”, kata dr. Lily.

Rangkaian kegiatan berlangsung pada 13-17 Agustus 2012. Pada hari pertama (13/8), peserta mengikuti kegiatan Building Learning Comittment (BLC). Hari kedua (14/8), peserta mengikuti pencerahan dari Prof. Dr. H. Arief Rachman, dan mengikuti serangkaian acara yaitu wisata sejarah (Monumen Nasional), wisata niaga (thamrin city) dan mengikuti silaturahmi serta berbuka puasa bersama Presiden RI di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ). Pada hari ketiga (15/8), peserta berkunjung ke PT Kimia Farma, dan bertatap muka serta berdialog dengan Menteri Kesehatan dan para pejabat eselon I dan II Kementerian Kesehatan.

Pada hari keempat (16/8) dan kelima (17/8), para Nakes Teladan mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden pada tanggal 16 Agustus di DPR-RI, Renungan Suci bersama Presiden di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan mengikuti Peringatan Detik-detik Proklamasi ke-67 di Istana Negara. Serangkaian kegiatan protokoler kenegaraan ini merupakan pengalaman baru bagi para Nakes teladan tersebut.

“Masih banyak rangkaian kegiatan yang akan dijalani oleh para teladan selama berada di Ibu Kota, diantaranya pemberian informasi penting yang berkaitan dengan pengembangan karir kepegawaian, kepemimpinan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, dan program Kampanye HIV/AIDS Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)”, tutur dr. Lily.

Pada kesempatan tersebut, Menkes memberikan plakat, piagam penghargaan dan sebuah cinderamata berupa 1 unit netbook untuk masing-masing tenaga kesehatan teladan.

Selain itu, seluruh nakes teladan juga mendapatkan masing-masing tabungan senilai tiga juta rupiah dari Bank Negara Indonesia (BNI);Travel-bag, merchandise dan produk dari PT Kimia Farma (Tbk); serta paket berisi stetoskop, tensimeter, dan alat tindik kuping dari PT Askes (Persero).

Rabu, 29 Agustus 2012

Tangani DBD Melalui Pelatihan Jumantik

kampanye tangani demam dengan jumantikKampanye “Tepat Tangani Demam Melalui Pelatihan Kader Jumantik” sebagai Wujud Kerjasama Kementerian Kesehatan RI dan Glaxosmithkline dalam Upaya Turunkan Kasus DBD
Dalam mewujudkan kerjasama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Glaxosmithkline (GSK)
dalam hal pencegahan dan penanganan DBD seperti yang tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
PT. Glaxosmithkline melakukan Pelatihan Kader Jumantik untuk 4.500 jumantik di 15 (lima belas) Kelurahan di Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat sejak tanggal Pelatihan Jumantik ini dilaksanakan sejak tanggal 1 Mei – 28 Juni 2012 yaitu Cipamokolan, Geger Kalong, Manjah Lega, Sarijadi, Margasari, Sukajadi, Sukamiskin, Sekejati/ Buah Batu, Babakan Sari, Antapani Kidul, Bale Endah, Soreang, Dayeuh Kolot, Katapang, dan Cingcin. 
dbd dengan jumantikPelatihan angkatan XI ( 18-19 Juni 2012) dilaksanakan  di Kelurahan Bale Endah  diikuti 275 Jumantik dihadiri Kepala Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr. Lily Sulistyowati, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kemenkes RI dr. Rita Kusriastuti, M.Sc,  Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr.Hj. Alma Lucyati, M.Kes, M.Si, MH.Kes dan General Manager Glaxosmithkline Indonesia Djagad Prakasa Dwialam. MoU tersebut juga merupakan upaya untuk membantu mengendalikan penyakit DBD di Propinsi Jawa Barat tahun 2012. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa Propinsi Jawa Barat, di tahun 2010 merupakan salah satu propinsi dengan kasus DBD ke-2 tertinggi di Indonesia dengan 25.727 kasus. Sementara, hingga Desember 2011, Propinsi Jawa Barat merupakan Propinsi dengan kasus DBD (year to date) tertinggi yaitu, 13.971 kasus DBD. 
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat dr.Hj. Alma Lucyati,M.Kes, M.Si. MH.Kes memaparkan Angka kasus/penderita DBD di Propinsi Jawa Barat dari tahun 2010 hingga tahun 2011 mengalami penurunan. Penurunan kasus merupakan indikasi yang baik, tetapi bagaimanapun juga upaya menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak tetap dibutuhkan.
"Dalam menangani DBD kita tidak hanya melakukan upaya kuratif (pengobatan), tetapi upaya promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan) menjadi poin penting dalam menurunkan angka kasus DBD di masyarakat, dimana Jumantik berperan sangat signifikan didalamnya. Upaya pembangunan kesehatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk swasta. Oleh karena itu, di tahun 2011 Kementerian Kesehatan RI melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan 23 pihak swasta termasuk didalamnya adalah GSK” ujar Kepala Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI dr. Lily S Sulistyowati.
Pentingnya peran Jumantik di dalam mengendalikan DBD menjadi program atau kegiatan nasional, demikian menurut Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Kemenkes RI; dr. Rita Kusriastuti, M.Sc, Melalui pengembangan kemitraan dan jejaring kerja multidisiplin dan lintas sector, kebijakan pemerintah di dalam pengendalian DBD yang berdasar pada partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dapat direalisasikan diantaranya melalui Jumantik. Jumantik adalah juru pemantau jentik yang bertugas memeriksa genangan-genangan air di dalam maupun luar rumah, menemukan larva yang terdapat di dalam tempat-tempat yang dapat menampung air, mengindentifikasi rumah-rumah yang tidak berpenghuni dan mengajak pemilik rumah atau bangunan untuk berpartisipasi dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara teratur. Peran Jumantik atau kader sangat penting untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam gerakan Pengendalian DBD.

Pada konferensi pers siang harinya bertempat di Hotel Horison, Bandung, General Manager Glaxosmithkline Indonesia, Djagad Prakasa Dwialam mengatakan, "di tahun ke empat ini, GSK mengukuhkan komitmennya dalam pengendalian DBD melalui penandatangan MoU dengan Kementrian Kesehatan dan di wujudkan dalam pelaksanaan kampanye Tepat Tangani Demam melalui Pelatihan Kader Jumantik. Para Jumantik adalah salah satu ujung tombak dari pengendalian DBD. Kecepatan dan ketepatan di dalam mengenali gejala demam dan DBD tentu saja akan mengurangi resiko kematian akibat DBD.